PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM
Lambang Aceh adalah Pancacita. Pancacita adalah lima cita, yaitu
keadilam, kepahlawanan, kemakmuran, kerukunan, dan kesejahteraan.
Lambang Aceh berbentuk persegi lima yang menyerupai kopiah. Dalam
perisai itu terdapat dacin (alat timbangan), rencong, padi, kapas, lada,
cerobong pabrik, kubah masjid (di antara padi dan kapas), kitab dan
kalam. Keadilan dilembangkan dengan dacin. Kepahlawanan dilambangkan
dengan recong. Kemakmuran dilambangkan dengan padi, kapas, lada, dan
cerobong pabrik. Kerukunan dilambangkan dengan kubah masjid. Sedangkan
kesejahteraan dilambangkan kitab dan kalam.
PROVINSI SUMATERA UTARA
Lambang
Sumatera Utara terdiri dari padi dan kapas, perisai berbentuk jantung
yang didalamnya terdapat lukisan bintang bersudut lima, bukit barisan
berpucuk lima, pelabuhan, dan pabrik. Di tengah perisai terdapat gambar
seorang yang sedang menanam padi yang dikelilingi sawit, karet, ikan,
dan
daun tembakau.
Perisai yang digantung dengan rantai pada kepalan tangan di atas
merupakan lembang semangat menegakkan cita-cita rakyat Sumatra Utara.
Tujuh belas kuntum kapas dan empat puluh lima butir padi merupakan
simbol hari kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945. Bukit Barisan memiliki
makna tata kemasyarakatan yang luhur, bersemangat persatuan dan
gotong-royong.
PROVINSI SUMATERA BARAT
Lambang
Sumatera Barat berbentuk perisai segi lima. Di dalam lambang, terdapat
lukisan kubah masjid dan bintang, rumah gadang, dan gelombang air.
Kubah masjid melambangkan Islam sebagai agama utama rakyat Sumatra
Barat. Bintang sebagai simbol Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumah gadang
memiliki makna semangat demokrasi, karena merupakan tempat masyarakat
bermusyawarah. Gelombang air merupakan simbol dinamika rakyat Sumatra
Barat.
PROVINSI BENGKULU
Lambang
Bengkulu berbentuk perisai dengan tulisan Bengkulu. Di dalam lambang
perisai, terdapat lambang bintang, cerana, rudus (senjata), bunga
Rafflesia arnoldii, tangkai buah padi dan kopi.
Bintang memiliki makna Ketuhanan Yang Maha Esa. Cerana melambangkan
kebudayaan yang tinggi, senjata rudus melambangkan kepahlawanan. Bunga
Rafflesia arnoldii merupakan keistimewaan alam Bengkulu]]. Padi dan kopi
sebagai simbol kesejahteraan. Selain itu, terdapat lukisan ombak
berjulah 18 garis, daun kopi 11 lembar, bunga kopi setiap tangkai
berjumlah 6 buah, dan setiap tangkai berjumlah 8 dimana semuanya
menunjukkan tanggal 18 November 1968 (hari lahir provinsi Bengkulu).
PROVINSI RIAU
Lambang
Riau terdiri dari perisai yang ditepinya terdapat mata rantai berjumlah
45. Di dalam perisai terdapat lukisan padi, kapas, gelombang laut,
perahu lancang kuning, dan keris.
Rangkaian mata rantai berjumlah 45 memiliki makna tahun kemerdekaan RI.
Padi dan kapas sebagai simbol kesejahteraan rakyat. Gelombang laut
berjumlah 5 melambangkan Pancasila sebagai dasar negara RI. Perahu
lancang kuning menggambarkan semangat rakyat Riau dalam mencari hasil
laut yang melimpah. Keris berhulu kepala burung serindit memiliki makna
kepahlawanan rakyat Riau berdasarkan kebenaran dan kebijaksanaan.
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Lambang
Kepulauan Riau terdiri dari 6 (enam) bagian dengan rincian sebagai
berikut :
Bintang berwarna kuning melambangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
Mata Rantai berwarna hitam berjumlah 32 (tiga puluh dua) yang berlatar
belakang warna hijau muda melambangkan kebersamaan masyarakat Provinsi
Kepulauan Riau yang bersatu padu dan menunjukkan berdirinya Provinsi
Kepulauan Riau sebagai Provinsi yang ke- 32 di Negara Republik
Indonesia.
Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat
Kepulauan Riau dengan layar berwarna putih yang terkembang melambangkan
semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di
Provinsi Kepulauan Riau.
Padi berwarna kuning berjumlah 24 (dua puluh empat) butir dan Kapas
berwarna hijau dan putih berjumlah 9 (sembilan) kuntum melambangkan
kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau sebagai tujuan utama
dan mengingatkan tanggal disahkannya Undang-Undang terbentuknya Provinsi
Kepulauan Riau 24 September 2002, Sebilah Keris berluk 7 (tujuh)
berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit berwarna hitam, di
atas tepak sirih berwarna merah lekuk 5 (lima), di dalam perahu berwarna
kuning yang dengan gelombang 7 (tujuh) lapis, yang masing-masing
melambangkan sebagai berikut :
Sebilah Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala
Burung Serindit berwarna hitam, melambangkan keberanian dalam menjaga
dan memperjuangkan negeri bahari ini untuk menuju kesejahteraan dan
kemakmuran,
Tepak Sirih berwarna merah melambangkan persahabatan,
Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat
Kepulauan Riau dengan layar berwarna putih yang terkembang, melambangkan
semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di
Provinsi Kepulauan Riau,
Gelombang berlapis 7 sebagai simbol bulan Juli, sehingga
mengingatkan kita diresmikannya Provinsi Kepulauan Riau yakni tanggal 1
Juli 2004;
Tulisan “PROVINSI KEPULAUAN RIAU” berwarna putih di atas dasar
lambang daerah berwarna biru tua sebagai identitas nama daerah
Pita berwarna kuning bertuliskan “BERPANCANG AMANAH BERSAUH MARWAH”
berwarna hitam adalah motto daerah yang mengandung semangat dan tekad
serta azam masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dalam menuju cita-cita
luhurnya.
PROVINSI JAMBI
Lambang
Jambi berbentuk perisai segi lima yang di dalamnya terdapat gambar
masjid, keris, gong, dan bertuliskan Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.
Perisai segi lima melambangkan jiwa dan semangat Pancasila. Masjid
melambangkan ketaatan beragama rakyat Jambi. Keris sebagai simbol
kepahlawanan dan keberanian. Gong sebagai simbol jiwa musyawarah.
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Lambang
Sumatera Selatan berbentuk perisai bersudut lima. Di dalamnya terdapat
lukisan bunga teratai, batang hari sembilan, jembatan Ampera, dan gunung
serta di atasnya terdapat atap rumah khas Sumatera Selatan. Tertulis
semboyan "Bersatu Teguh" pada bagian tengah bawah perisai.
Bunga teratai berkelopak lima berarti keberanian dan keadilan
berdasarkan Pancasila. Selain itu bunga padma atau teratai adalah bunga
suci dalam agama Buddha yang melambangkan Kemaharajaan Sriwijaya sebagai
bukti sejarah kegemilangan masa lalu Sumatera Selatan. Batang hari
sembilan adalah nama lain provinsi Sumatera Selatan yang memiliki
sembilan sungai. Jembatan Ampera merupakan ciri yang menjadi kebanggaan
masyarakat Sumatera Selatan. Gunung memiliki makna daerah pegunungan
yang banyak terdapat di Sumatera Selatan. Sedangkan atap khas Sumatera
Selatan yang berujung 17 dan 8 garis genting dan 45 buah genting
merupakan simbol kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945.
PROVINSI LAMPUNG
Lambang Lampung terdiri dari lukisan padi dan lada yang merupakan simbol
hasil bumi yang banyak terdapat di Lampung. Laduk dan payan berupa
golok dan tombak adalah senjata tradisional masyarakat Lampung. Gong
merupakan simbol demokrasi. Singer sebagai lambang keagungan budaya.
Payung adalah tempat masyarakat berlindung. Pada lambang, terdapat
tulisan Sang Bumi Ruwai Jurai yang berarti rumah tangga yang agung bagia
dua golongan masyarakat (ruwai dan jurai) yang terdapat pada masyarakat
asli dan pandatang.
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Perisai
Bersudut Lima, melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Kepulauan Bangka Belitung, melambangkan wilayah, masyarakat, sistem
pemerintah, kebudayaan dan sumberdaya alam Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Lingkaran Bulat Simetrikal, melambangkan kesatuan dan persatuan Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung dalam menghadapi segala tantangan di tengah -
tengah peradaban dunia yang semakin terbuka.
Butir Padi berjumlah 27 buah melambangkan nomor dari Undang-undang
pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu UU No.27 Tahun
2000,dan Buah Lada, berjumlah 31 buah melambangkan Kepulauan Bangka
Belitung merupakan Propinsi ke 31 dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Padi dan buah lada juga melambangkan kesejahteraan dan
kemakmuran.
Balok Timah, melambangkan kekayaan alam (hasil bumi pokok) berupa timah
yang dalam sejarah secara social ekonomis telah menopang kehidupan
masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung selama lebih dari 300
tahun. (diketemukan dan dikelola sejak tahun 1710 Mary Schommers dalam
Bangka Tin)
Biru Tua dan Biru Muda (Dalam Perisai dan Lingkaran Hitam), melambangkan
bahari dunia kelautan dari yang dangkal sampai yang terdalam.
Menyiratkan lautan dengan segala kekayaan alam yang ada di atasnya, di
dalam dan di dasar lautan yang dapat dimanfaatkan untuk sebesar -
besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
Putih (Tulisan), melambangkan keteguhan dan perdamaian.
Kuning ( Padi dan Semboyan), melambangkan ketentraman dan kekuatan.
Hijau (Pulau dan Lada), melambangkan kesuburan.
Hitam (Outline Lingkaran), melambangkan ketegasan.
Serumpun Sebalai, menunjukan bahwa kekayaan alam dan plularisme
masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap merupakan kelurga
besar komunitas (serumpun) yang memiliki perjuangan yang sama untuk
menciptakan kesejahteraan , kemakmuran, keadilan dan perdamaian.
Untuk mewujudkan perjuangan tersebut, dengan budaya masyarakat melayu
berkumpul, bermusyawarah, mufakat, berkerjasama dan bersyukur
bersama-sama dalam semangat kekeluargaan (sebalai) merupakan wahana yang
paling kuat untuk dilestarikan dan dikembangkan. Nilai- nilai universal
budaya ini juga dimiliki oleh beragam etnis yang hidup di Bumi Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Dengan demikian, Serumpun Sebalai mencerminkan sebuah eksistensi
masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan kesadaran dan
citacitanya untuk tetap menjadi keluarga besar yang dalam perjuangan
dan proses kehidupannya senantiasa mengutamakan dialog secara
kekeluargaan, musyawarah dan mufakat serta berkerja sama dan senantiasa
mensyukuri nikmat Tuhan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Serumpun Sebalai, merupakan semboyan penegakan demokrasi melalui
musyawarah dan mufakat.
PROVINSI DKI JAKARTA
Lambang Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta berbentuk sebagai sebuah perisai
bersegi lima. Dalam perisai ini terlukis sebuah pintu gerbang atau
gapura. Kemudian di tengahnya ada gambar Monumen Nasional Indonesia yang
di sisi kiri dan kanan dilingkari dengan padi dan kapas. Lalu di
bawahnya ada gambar gelombang yang dilukiskan secara stilistis.
Simbolika lambang
Monumen Nasional Indonesia adalah sebuah markah tanah Jakarta sehingga
dilukiskan pada lambang ini. Kemudian kapas dan padi melambangkan
kemakmuran atau usaha Jakarta yang bertekad mencukupi kebutuhan sandang
dan pangan warganya. Gambar gelombang melukiskan lokasi Jakarta di
pesisir dan juga Jakarta sebagai kota pelabuhan.
Semboyan
Jakarta memiliki semboyan Jaya Raya yang artinya ialah lambang semangat
kota Jakarta supaya tetap berjaya dan besar.
PROVINSI JAWA BARAT
Lambang Jawa Barat secara keseluruhan adalah sebuah perisai berbentuk
bulat telur dengan hiasan pita di bagian bawahnya yang berisikan motto
Jawa Barat. Kemudian di tengahnya ada gambar senjata khas dari Jawa
Barat yaitu sebuah kujang.
Simbolika lambang
Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah :
Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk
perisai sebagai penjagaan diri.
Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah
senjata suku bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Jawa Barat. Lima
lubang pada kujang melambangkan dasar negara Indonesia yaitu Garuda
Pancasila.
Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan
bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga melambangkan
kesuburan pangan, dan jumlah padi 17 menggambarkan tanggal Proklamasi
Republik Indonesia.
Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan
kesuburan sandang, dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi
Republik Indonesia.
Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa
daerah Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.
Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri
melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang
sangat berguna untuk pertanian.
Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan
banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Jawa Barat umumnya hidup
mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan pertanian.
Dam atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian bawah
antara gambar sungai dan petak, melambangkan kegiatan di bidang irigasi
yang merupakan salah satu perhatian pokok mengingat Jawa Barat merupakan
daerah agraris. Hal ini juga melambangkan dam-dam yang berada di Jawa
Barat seperti Waduk Jatiluhur.
Arti warna
Pada lambang Jawa Barat didapati beberapa warna yaitu: hijau, kuning,
hitam, biru, merah dan putih. Warna-warna ini memiliki arti khusus.
Warna hijau artinya melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah Jawa
Barat. Kuning artinya melambangkan keagungan, kemuliaan dan kekayaan.
Hitam artinya melambangkan keteguhan dan keabadian. Biru artinya
melambangkan ketentraman atau kedamaian. Merah artinya melambangkan
keberanian. Putih artinya melambangkan kemurnian, kesucian atau
kejujuran.
Motto Jawa Barat
Motto Jawa Barat adalah Gemah Ripah Repeh Rapih, yang merupakan sebuah
frasa berasal dari bahasa Sunda. Kata gemah-ripah dan repeh-rapih
merupakan kata majemuk yang mempunyai arti sebagai berikut :
Gemah-ripah : subur makmur, cukup sandang dan pangan.
Repeh-rapih : rukun dan damai atau aman sentosa.
Arti bebas dari motto daerah Jawa Barat secara keseluruhan ialah
menyatakan bahwa Jawa Barat merupakan daerah yang kaya raya dan subur
makmur serta didiami oleh banyak penduduk yang hidup rukun dan damai.
PROVINSI BANTEN
Lambang daerah banten berbentuk sebagai sebuah perisai. Dalam perisai
ini terlukis sebuah pintu gerbang atau gapura. Kemudian di tengahnya ada
gambar menara Masjid Agung Banten yang di sisi kiri dan kanan
dilingkari dengan padi dan kapas. Lalu di bawahnya ada gambar gelombang
air dan gerigi disertai ditengahnya terdapat landasan pacu bandara
Soekarno Hatta.
Makna lambang
Kubah Masjid, melambangkan kultur masyarakat yang agamis. Bintang
bersudut lima, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menara Masjid Agung Banten, melambangkan semangat tinggi, yang
berpedoman pada petunjuk Allah SWT.
Gapura Kaibon, melambangkan Daerah Propinsi Banten sebagai pintu
gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional
menuju era globalisasi.
Padi berwarna kuning berjumlah 17 dan Kapas berwarna putih berjumlah
8 Tamgkai , 4 Kelopak Berwarna cokelta, 5 KUMTUM BUNGA melambangkan
Provinsi Banten merupakan daerah agraris, cukup sandang pangan. 17-8-45
menunjukkan Proklamasi Republik Indonesia.
Gunung berwarna Hitam, melambangkan kekayaan alam dan menunjukkan
dataran rendah serta pegunungan. Badak bercula satu, melambangkan
masyarakat yang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran dan
dilindungi oleh hukum.
Laut berwana biru, dengan gelombang putih berjumlah 17 melambangkan
daerah maritim, kaya dengan potensi lautnya.
Gerigi berwana abu-abu berjumlah 10, menunjukkan orientasi semangat
kerja pembangunan dan sektor industri.
Dua garis marka berwana putih, menunjukkan landasan pacu Bandara
Soekarno Hatta, lampu bulatan kuning (beacon light) melambangkan pemacu
semangat mencapai cita-cita.
Pita berwarna kuning, melambangkan ikaatan persatuan dan kesatuan
masyarakat Banten.
Badak bercula satu, melambangkan fauna identitas banten yang menjadi
warisan dunia.
Makna warna
Merah - keberanian
Putih - suci, arif dan bijaksana
Kuning - kemuliaan, lambang kejayaan dan keluhuran
Hitam - keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati
Abu-abu - ketabahan
Biru - kejernihan, kedamaian dan ketenangan
Hijau - kesuburan
Cokelat - kemakmuran
Semboyan
Semboyan "IMAN TAQWA" sebagai landasan pembangunan menuju Banten
Mandiri, Maju dan Sejahtera "Darussalam".
PROVINSI JAWA TENGAH
Lambang
Jawa Tengah berbentuk kundi amerta (cupu manik) dengan bentuk dasar
segi lima. Di dalam lambang, terdapat lukisan candi Borobudur, gunung
kembar, laut dan gunung, bambu runcing, bintang, padi dan kapas. Di
bawah lambang ,terdapat tulisan Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja (Janji
akan bekerja keras membangun bangsa dan negara).
Kundi amerta dengan bentuk dasar segi lima, melambangkan Pancasila.
Candi Borobudur merupakan identitas Jawa Tengah. Gunung kembar memiliki
arti persatuan antara rakyat dan pemerintah daerah. Laut dan gunung
melambangkan hidup dan kehidupan. Bambu runcing sebagai simbol
perjuangan kemerdekaan. Sedangkan bintang, padi, dan kapas melambangkan
hari depan rakyat Jawa Tengah menuju masyarakat adil makmur berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
Lambang Daerah Istimewa Yogyakarta atau sering disebut golong-gilig
adalah lambang berbentuk bulat (golong) dan silinder (gilig) yang
terdiri dari lukisan bintang, padi dan kapas, tugu bersayap, lingkaran
merah yang mengelilingi lingkaran putih, dan ompak bertatakan teratai.
Gambar bintang pada lambang ini memiliki makna Ketuhanan Yang Maha Esa.
Padi dan kapas sebagai simbol kesejahteraan. Tugu bersayap sebagai
simbol perikemanusiaan, sayap bagian dalam berjumlah 9 tertuju pada
Hamengkubuwono IX dan bagian luar berjumlah 8 tertuju pada Paku Alam VII
memiliki makna kepemimpinan. Lingkaran merah putih untuk simbol
kebangsaan. Umpak dengan lapik tatakan bunga teratai sebagai simbol
kerakyatan.
PROVINSI JAWA TIMUR
Lambang
Jawa Timur berbentuk perisai dengan bentuk dasar segi lima. Lambang ini
terdiri dari gambar bintang, tugu pahlawan, gunung berapi, pintu
gerbang candi, sawah ladang, padi kapas, bunga, roda dan rantai.
Bintang merupakan lambang Ketuhanan Yang Maha Esa. Tugu pahlawan
melambangkan kepahlawanan rakyat Jawa Timur dalam perang kemerdekaan.
Gunung berapi melambangkan semangat mencapai masyarakat adil dan makmur.
Pintu gerbang candi sebagai simbol cita-cita perjuangan masa lampau dan
sekarang. Sawah, ladang, sungai, padi, dan kapas sebagai simbol
kemakmuran. Sedangkan roda dan rantai sebagai simbol kekuatan. Di bawah
perisai, terdapat tulisan Jer Basuki Mawa Beya, yang memiliki makna
keberhasilan membutuhkan kesungguhan
PROVINSI BALI
Lambang
Bali berbentuk segi lima dan berlukiskan Bali Dwipa Jaya yang berarti
Jayalah Pulau Bali. Di dalamnya terdapat gambar bintang, Candi Pahlawan
Margarana, Candi Bentar, rantai, kipas, bunga teratai, padi dan kapas.
Bintang segi lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Candi Pahlawan
Margarana, menggambarkan jiwa kepahlawanan rakyat Bali. Candi Bentar,
lambang keagamaan yang agung rakyat Bali. Rantai melambangkan persatuan.
Kipas melambangkan kebudayaan Bali. Bunga teratai lambang Singgasana
Batara Siwa. Sedangkan padi dan kapas melambangkan kemakmuran.
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Lambang
Nusa Tenggara Barat berlatar belakang perisai sebagai gambaran jiwa
pahlawan. Lambang NTB terdiri dari 6 unsur yakni bintang, kapas dan
padi, rantai, menjangan, gunung dan kubah.
Bintang melambangkan 5 sila Pancasila, kapas dan padi selain
melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya provinsi
Nusa Tenggara Barat tanggal 14 Agustus 1958. Hari tersebut diungkapkan
secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58. Rantai terdiri
dari 4 lingkaran dan 5 persegi, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai
tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Menjangan, merupakan salah satu
satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa. Gunung yang berasap
melukiskan kemegahan Gunung Rinjani, sebagai gunung tertinggi di Lombok.
Kubah melambangkan ketaatan beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara
Barat.
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Lambang
Nusa Tenggara Timur berbentuk perisai dengan lima sudut yang memiliki
arti perlindungan rakyat, juga berarti lima sila Pancasila. Dalam
perisai tergambar bintang, Komodo, padi, kapas, tombak dan pohon
beringin. Bintang melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Komodo dalam lambang adalah satu-satunya reptil prasejarah yang hingga
kini masih dilindungi. Binatang purba ini merupakan reptil raksasa yang
oleh dunia dinyatakan dilindungi karena jenis hewan ini hanya terdapat
di NTT, tepatnya di Pulau Komodo. Banyak wisatawan dari seluruh dunia
datang ke pulau ini hanya untuk melihat Komodo.
Padi dan kapas melambangkan kemakmuran. Tombak berarti keagungan dan
kejayaan. Sedangkan pohon beringin merupakan persatuan dan kesatuan yang
tetap terpelihara. Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur
dilukiskan melalui jumlah padi (14) dan tahun 1958 tertera langsung pada
sudut bawah lambang.
PROVINSI SULAWESI BARAT
Lambang
Sulawesi Barat berbunyi 'Mellete Diatonganan', yang berarti 'Meniti di
Atas Kebenaran'. Di tengah lambangnya, terdapat perahu sande. Arah
perahu ke depan dengan layar di sebelah kanan, bermakna bahwa Sulbar
mulai berlayar ke depan dengan arah yang benar (kanan). Di bagian atas,
tertancap 'Doe Pakka' (Trisula) di gunung, melambangkan kepribadian
orang Mandar, yang berarti keberanian, kejujuran, dan keadilan. Bingkai
lambang Sulbar diambil dari bentuk dasar 'balenga lita' (panci yang
terbuat dari tanah). Bagian atasnya merupakan simbol 'sulapa appe'
(empat mata angin) yang di dalamnya bertuliskan Sulawesi Barat.
PROVINSI SULAWESI UTARA
Lambang
Sulawesi Utara berbentuk perisai segi lima. Di dalam perisai terdapat
simbol seuntai biji jagung dan padi yang jika dijumlahkan berjumlah 45
buah. Cengkih 17 buah, dan pala 8 buah, merupakan simbol pengakuan
kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945. Selain itu, terdapat juga simbol pohon
kelapa di bagian tengah yang merupakan salah satu tumbuhan utama yang
menjadi andalan perekonomian Sulawesi Utara.
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Lambang
Sulawesi Tengah berbentuk seperti jantung. Di dalam lambang terdapat
simbol bintang, pohon kelapa, padi dan kapas, dan gelombang.
Bintang merupakan lambang Ketuhanan YME dan keteguhan dalam mencapai
cita-cita yang tinggi. Pohon kelapa merupakan tumbuhan yang menjadi
komoditas untuk menyejahterakan rakyat Sulawesi Tengah. Padi dan kapas
sebagai lambang kemakmuran. Kapas berkuncup 13, bergigi 4 pada
kelopaknya, padi berbiji 19, alur gelombang atas berjumlah 6 dan
gelombang bawah berjumlah 4 merupakan simbol hari jadi provinsi Sulawesi
Tengah yaitu 13 April 1964.
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Lambang
Sulawesi Selatan terdiri dari unsur bintang, padi dan kapas, banteng
sombu opu, badik, gunung dan petak sawah, dan perahu pinisi.
Bintang sebagai simbol kepercayaan terhadap Tuhan YME. Padi dan kapas
melambangkan kemakmuran. Banteng sombu opu sebagai simbol kepahlawanan
yang gagah berani. Badik merupakan senjata khas Sulawesi Selatan. Gunung
dan sawah adalah pangkal menuju masyarakat sosialis Indonesia.
Sedangkan perahu pinisi merupakan simbol jiwa bahari para pelaut Bugis
yang terkenal
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Lambang
Sulawesi Tenggara atau disebut perisai lima adalah lambang Sulawesi
Tenggara yang terdiri dari lukisan kepala anoa (anuang), mata rantai,
dan padi dan kapas.
Anoa adalah hewan khas Sulawesi Tenggara. Mata Rantai yang bersambung
menjadi satu merupakan simbol persatuan yang kokoh. Sedangkan padi dan
kapas merupakan cita-cita untuk memakmurkan rakyat.
PROVINSI GORONTALO
Lambang
Gorontalo memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Bagian luar berbentuk perisai atau jantung yang memberi makna
kesetiaan sebagai pelindung kehidupan rakyat Gorontalo
Bagian dalam berbentuk bulat lonjong atau bulat telur yang memberi
makna adanya gagasan, ide atau cita-cita yang indah, yang kelak menetas
menjadi sesuatu kesejahteraan hidup rakyat Gorontalo.
Bentuk dalam menampakkan keserasian formasi gambar yang terdiri dari
warna putih di tengah dan diikuti oleh posisi padi - bintang, kapas -
rantai memberi makna adanya keteraturan adat, agama, hukum dalam semua
pola kehidupan masyarakat.
Memiliki nuansa global
Warna biru keunguan adalah warna yang memberi makna tenang,
setia dan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan
yang cerah
model pohon kelapa yang melengkung memberi makna gerak dinamis
dan tidak diam tetapi selalu berbuat untuk masa depan
Sayap maleo yang mengembang memberi makna dinamika siap untuk
tinggal landas dan siap bersaing
Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk untuk
siap meraih prestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan
taqwa secara terus menerus
Bintang mengandung makna global jika dikaitkan dengan cita-cita
yang tinggi yaitu "Gantungkan cita-cita setinggi bintang di langit"
Pita mempunyai makna keinginan masyrakat Gorontalo untuk
menyerap, merekam dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi
Memiliki nuansa nasional
Padi dan kapas yang mengandung makna kemakmuran dan
kesejahteraan seperti pada Pancasila
Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan
dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika
Memiliki nuansa lokal
Bintang adalah lambang keagamaan, sehingga selaras dengan
filosofi "Adat bersendikan syara, syara bersendikan Kitabullah"
Benteng
Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan
dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika
Pemaknaan warna dan simbol-simbol lainnya dalam lambang
Simbol rantai yang memberi makna pada peristiwa patriotik
Rantai yang berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23
Januari
Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir
melambangkan tahun 1942
Sayap maleo yang berjumlah 16 helai melambangkan lahirnya
Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2000
Warna:
Hijau: kesuburan
Kuning: keagungan dan kemuliaan
Putih: kesucian dan keluhuran
Merah: keberanian dan perjuangan
PROVINSI MALUKU
Lambang
Maluku berbentuk perisai bersudut tiga. Di dalam perisai terdapat
lukisan daun sagu dan daun kelapa, mutiara, pala dan cengkih, tombak,
gunung, laut, dan perahu.
Sagu merupakan sumber kehidupan dan makanan pokok daerah Maluku. Kelapa
adalah hasil bumi Maluku. Mutiara adalah hasil alam khas Maluku. Tombak
sebagai simbol kesatria. Gunung merupakan simbol kekayaan hasil hutan
yang melimpah. Sedangkan laut dan perahu adalah simbol persatuan dan
kesatuan yang kekal abadi. Dalam lambang, terdapat motto daerah
bertuliskan Siwa Lima yang artinya milik bersama.
PROVINSI MALUKU UTARA
Lambang
Maluku Utara berbentuk perisai segilima, yang di dalamnya terdapat
gambar bintang, gunung, laut, padi dan kapas, serta tulisan 1999 yang
merupakan tahun berdirinya provinsi Maluku Utara. Adapun makna dari
gambar tersebut adalah:
Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Gunung sebagai symbol kekayaan hasil hutan yang melimpah.
Laut adalah lambing persatuan dan kesatuan.
Padi dan kapas adalah lambing kemakmuran.
PROVINSI PAPUA
Lambang
Papua berbentuk perisai berpaju lima, menggambarkan kesiapsiagaan dan
ketahanan. Lima paju menunjukkan keseluruhan unsur Pancasila. Dalam
perisai berpaju lima terdapat gambar tiga buah tugu berdiri di atas
tumpukan batu bersusun 5 dan 9 menggambarkan perjuangan Trikora dan
kemenangan Pepera tahun 1969. Padi dan kapas, masing-masing berjumlah 7
butir dan 8 buah kapas dengan tangkai terikat sehelai pita bertekuk 4
dan berjurai 5. Secara keseluruhan melukiskan Proklamasi 17 Agustus
1945, hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tiga buah gunung berjajar
sama tinggi, berpuncak salju menggambarkan ciri provinsi Papua.
PROVINSI PAPUA BARAT
Lambang
Papua Barat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tulisan Papua Barat menjelaskan nama Provinsi Papua Barat.
Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita
serta harapan yang akan diwujudkan.
Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki sumber daya
hutan dan sumber daya laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Menara kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Provinsi
Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah.
Leher dan kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang
lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis
terletak di wilayah leher dan kepala burung Pulau Papua, sekaligus
memilki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan
menghadapi tantangan pembangunan dimasa depan serta berkeyakinan bahwa
dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan akan
mewujudkan masa depan yang cerah.
Bidang Hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan tekad
dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur: pemerintah, rakyat/adat dan agama
mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat.
Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa provinsi
Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.
Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri
dari 12 (dua belas) pasang anak daun, bagian kiri terdiri dari 10
(sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif
ukiran karerin budaya Papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat
dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai Provinsi ke-2 di Tanah
Papua dan ke-31 di wilayah NKRI. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat
Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejehteraan dan kemakmuran.
Seutas pita berwarna kuning bertuliskan "CINTAKU NEGERIKU" terletak di
bagian bawah perisai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perisai
bermakna folosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk
mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai NKRI.
Demikian Semoga Bermanfaat. Sekali Merdeka Tetap Merdeka.