MENU

Bagaimana Terjadinya Hari Kiamat?


Dari hasil penelitian terbaru mengenai berakhirnya dunia yang dikenal dengan istilah kiamat telah berhasil disingkap tentang kebenaran hadits Nabi Muhamad SAW. Menurut salah satu team peneliti, Dimiltry Pokalov, ilmuwan asal ukraina bekerja di NASA Amerika Serikat menyatakan bahwa awal penelitian tersebut berinspirasi dari teks hadits Nabi Muhamad SAW bahwa hari kiamat akan terjadi ketika matahari terbit dari arah terbenamnya.

Pokalov yang kemudian masuk Islam karena penelitian tersebut menyatakan bahwa telah dibuktikan secara empirik tentang terjadi perubahan bumi yang mengarah pada berakhirnya bumi. Dari penelitian ilmiah tersebut dijelaskan bahwa “angin panas” yang berasal dari matahari akan mengakibatkan bergesernya kutub magnet yang ada di bumi. Pergeseran ini terus mengalami perubahan seiring dengan waktu bumi beredar dalam garis rotasinya. Jika perubahan kutub ini terus berlangsung maka secara otomatis berputarnya bumi akan mengalami hambatan dan akan berputar balik arah. Pada saat itulah bumi akan berputar arah, yang mengakibatkan matahari akan terbit dari arah terbenamnya.

Dari penelitian lain ilmuwan muslim lainnya ditemukan bahwa matahari berputar pada porosnya mengalami perlambatan seiring dengan usia dunia lambat.Perlambatan ini semakin bertambah dan akan dating pada titik diam, lalu bumi akan berputar terbalik yang pada akhirnya akan terjadi ketidak seimbangan dan terjadi kehancuran, akibat benturan antar planet dan benda angkasa lain yang sangat dahsiyat, inilah yang kemudian disimpulkan tentang terjadinya hari
kiamat. Penelitian ini terinspirasi untuk menguji kebenaran dari kisah Ashabul Kahfi, yang tertidur selama 309 tahun sebagaimana dijelaskan dalam al Qur’an. Penelitian itu mengungkapkan bahwa 1 tahun dewasa ini sama dengan 2000 tahun zaman itu. Hal ini disebabkan matahari berputar dengan cepatnya. Sehingga dalam hitungan 2000 tahun sama dengan 1 tahun saat ini.



Penelitian lain yang berdasarkan pada S. al Zilzalaha ayat 2 mengaartikan bahwa bumi telah mengeluarkan beban beban beratnya. Dalam hubungannya dengan berita tentang hari kiamat, amak ayat tersebut menjelaskan bahwa keadaan bumi di ekploitasi dengan mengambil sumber sumber alam yang terbenam dalam perut bumi. Keserakahan manusia dalam mengolah isi bumi dengan eksploitasi untuk menghasilkan minyak, batu bara, biji besi, emas, timah dan lain sebagainya akan mengakibatkan bumi menjadi keropos karena banyak galian yang dilakukan manusia di darat maupun di laut. Ketika perut bumi yang mengandung panas yang sangat besar tidak dapat dikelauarkan secara alami, maka selanjutnya panas bumi akan keluar dan menjelma menjadi kekuatan untuk menghancurkan bumi. Ini terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap pemeliharaan alam semesta.

Ketiga penelitian tersebut akan membuka hati kita untuk memahami tentang kebenaran hari kiamat yang menjadi rukun iman bagi umat Islam. Antara teks hadits dan penjelasan Al Qur’an membawa kepercayaan penuh, terhadap Islam sebagai agama yang universal, rasional dan ilmiah sesuai dengan kaidah fitrah manusia yang mengakui Allah sebagai Tuhan seru sekalian alam.
Kebenaran Al Qur’an telah menantang manusia untuk berpikir dan membuktikannya. Akan tetapi kebenaran sudah terbukti namun masih banyak yang belum menyadari sepenuhnya tentang keimanannya kepada Allah SWT. Kecenderungan manusia untuk menginkari Allah sebagai pencipta berasal dari penginkaran manusia terhadap ilmu dan hakekat bahwa ilmu yang dimiliki hanya dari Allah SWT.

Keyakinan yang berdasarkan keilmuan diharapkan membawa kesadaran untuk mengakui Allah SWT sebagai pencipta terbentang luas sebagai bukti kebenaran. Sebab itu terbentangnya tanda-tanda kebesaran Allah harus menjadi kekuatan positif untuk berbuat kebaikan dimuka bumi ini sesuai dengan posisi manusia sebagai kholifah dimuka bumi. Tugas memakmurkan bumi lebih mengarah kepada perbaikan amal sholeh berdasarkan motivasi ketuhanan yang rasional sesuai dengan akal manusia untuk berpikir.

Fenomena alam termasuk akan berakhirnya dunia atau kiamat harus dimaknai dengan metode atau cara pemahaman fakta secara tekstual dalam al Qur’an maupun hadits. Artinya, harus dibangun dengan metode pemikiran yang tidak melepaskan informasi informasi fakta tersebut dari nilai-nilai ketuhanan atau akidah. Jika saja penelitian berbagai fenomena alam dilepaskan dari nilai nilai ini maka yang terjadi kebenaran yang tidak mengarah atau bahkan hanya sebagai symbol keegoan dari pemikiran, pada tahapan selanjutnya akan muncul berhala-berhala modern yang tidak akan memberikan kenyaman yang sesungguhnya.

Hari kiamat dianggap hanya informasi yang tak banyak memberikan arti dan hanya berita basi yang tak relevan dengan usaha dan teori pemberdayaan umat manusia dalam berbagai sector kehidupan. Padahal kebutuhan kepada Sang Kholiq terkait dengan rukun imannya untuk percaya kepada hari kiamat  merupakan kebutuhan manusia sesungguhnya dan kebutuhan ini adalah modal tetap yang harus dimiliki manusia sebagai kholifah. Sumber:  Pesantren Tahfidz Zidny Ilma. (Ahirman Rasyid) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakan kotak komentar untuk bertanya, menambahkan, memberi saran serta berdiskusi. Jangan Spam dan berbau SARA. (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)